Created (c) by Blog-JmK

Senin, 05 November 2012

"" Pembinaan Moral Dan Agama ""




بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ


 
Kehidupan moral tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan beragama. Karena nilai-nilai yang tegas, pasti dan tetap, tidak berubah karena keadaan, tempat dan waktu, adalah nilai yang bersumber kepada agama. Karena itu dalam pembinaan generasi muda, perlulah kehidupan moral dan agama itu sejalan dan mendapat perhatian yang serius.

Dalam pembinaan generasi muda itu, peranan wanita sangat penting, karena pembinaan itu berarti pembinaan segala aspek dari kehidupan mereka, terutama pembinaan pribadi yang mulai sejak si anak lahir, bahkan dalam kandungan. Di samping itu perlu kita sadari bahwa pembinaan pribadi dan moral itu terjadi melalui semua segi pengalaman hidup, baik melalui penglihatan, pendengaran dan pengalaman/perlakuan yang diterimanya. Atau melalui pendidikan dalam arti yang luas. Maka semakin kecil umur si anak semakin banyak bergaul dengan ibunya dan semakin banyaklah ia menyerap pengalaman yang akan ikut membina pribadinya dari ibunya sendiri. Karena itu peranan wanita sangat penting dalam pembinaan generasi muda.

Masalah Kehidupan Moral dan Agama Generasi Muda Dewasa Ini

Generasi muda muda dalam arti yang luas, mencakup umur anak dan remaja, mulai dari lahir samp[ai mencapai kematangan dari segal segi (jasmani , rohani, sosial, budaya dan ekonomi). Mungkin dalam arti yang sempit atau yang popiler dalam masyarakat ramai. Generasi muda adalah masa muda (remaja dan awal masa dewasa). Untuk kepentingan perasaan ini saya akan menggunakan arti generasi muda dalam arti yang luas, karena pembinaan kehidupan dan agama itu dimulai sejak si anak lahir, sampai mencapai kematangan pribadi, yaitu sampai akhir masa remaja dan permulaan masa dewasa.

Masalah pokok yang sangat menonjol dewasa ini, adalah kaburnya nilai-nilai di mata generasi muda. Mereka dihadapkan kepada berbagai kontradiksi dan aneka ragam pengalaman moral, yang menyebabkan mereka untuk memilih mana yang baik untuk mereka. Hal ini nampak jelas pada mereka yang sedang berada pada usia remaja, terutama pada mereka yang hidup di kota-kota besar Indonesia, yang mencoba mengembangkan diri kearah kehidupan yang disangka maju dan modern, di mana berkecamuk aneka kebudayaan asing yang masuk seolah-olah tanpa saringan.

Sikap orang dewasa yang mengejar kemajuan lahiriyah tanpa mengindahkan nilai-nilai moral yang bersumber kepada agama yang di anutnya, menyebabkan generasi muda kebingungan bergaul karena apa yang dipelajarinya di sekolah bertentangan dengan apa yang dialaminya dalam masyarakat, bahkan mungkin bertentangan dengan apa yang dilakukan oleh orang tuanya sendiri di rumah.

Kontradiksi yang terdapat dalam kehidupan generasi muda itu, menghambat pembinaan moralnya. Karena pembinaan moral itu terjalin dalam pembinaan pribadinya. Apabila fakto-faktor dan unsur-unsur yang membina itu bertentangan antara satu sama lain, maka akan goncanglah jiwa yang dibina terutama mereka yang mengalami pertumbuhan dan perubahan cepat, yaitu pada usia remaja.

Kegoncangan jiwa, akibat kehilangan pegangan itu telah menimbulkan berbagai ekses, misalnya kenakalan remaja, penyalahgunaan narkotika, dan sebagainya. Dalam pangalaman kami menghadapi remaja yang oleh orang tua dan gurunya dianggap nakal(memang kelakuannya yang nakal, misalnya tidak mau belajar, menentang orang tua, mengganggu keamanan, merusak dan sebagainya) dan mereka yang telah menjadi korban dari penyalahgunaan narkotika, terasa sekali bahwa yang terjadi sebenarnya adalah kegoncangan jiwa akibat tidak adanya pegangan dalam hidupnya. Nilai-nilai moral yang akan diambilnya menjadi pegangan, terasa kabur, terutama mereka yang hidup dikota besar dari keluarga yang kurang mengindahkan ajaran agama dan tidak memperhaitkan pendidikan agama bagi anak-anaknya.

Bahaya Yang Mungkin Terjadi

Seandainya keadaan itu di biarkan berjalan dan berkembang , maka pembangunan bangsa kita akan terganggu, bahkan mungkin akan gagal. Karena tujuan pembangunan kita adalah untuk mencapai sejehjahteraan hidup yang seimbang antara kemakmuran lahiriah dan kebahagiaan batin, atau dengan kata lain, sifat sifat pembangunan negara kita adalah pembangunan yag seimbang antara jasmani dan rohani, antara materiil dan spiritual antara kehidupan dunia dan akhirat.

Secara nasional bahayanya adalah menghambat tercapainya tujuan pembangunan dan secara pribadi atau masing-masing anggota masyarakat, mereka akan kehilangan kebahagiaan. Coba bayangkan, bagimnan perasaan orang tua, ketika melihat anaknya malas belajar, suka melawan, menentang dan nakal atau terganggu jiwa, tidakkah mereka akan sedih?

Disamping itu remaja sendiri merasa hari depannya kabur, yang biasa mereka sebut dengan "masa depan yang suram" karena mereka tahu bahwa apa yang terjadi pada diri mereka itu adalah yang merugikan, tapi mereka tidak mampu mencari jalan keluarnya, lalu mereka mengatasi perasaan yang tidak menyenangkan itu dengan mencari obat penenang yaitu mencari obat narkotika atau kelakuan nakal. Pendek kata, dari mana pun juga kita lihat bahaya yang mungkin terjadi dan meluas apabila kehidupan moral dan agama dalam masyarakat dibiarkan saja menjalar dan mempengaruhi generasi muda kita.

Cara Menghadapi Masalah Itu

Untuk mengatasi masalah yang cukup membahayakan itu, berbagai usaha harus dilakukan antara lain :
  • Perlu mengadakan saringan atau seleksi terhadap kebuyaan asing yang masuk, agar unsure-unsur yang negatif dapat dihindarkan.
  • Agar pendidikan agama, baik dalam keluarga, sekolah maupun masyarakat diintensifkan, supaya kehidupan beragama dapat terjamin dan selanjutnya nilai-nilai moral yang baik dapat menjadi bagian dari pribadi bangsa kita. Nilai-nilai moral yang pasti, yang terdapat dalam ajaran agamaakan membantu setiap pribadi untuk mendapat ketenangan jiwa, sehingga kegairahan untuk membangun itu ada.
  • Agar diadakan pendidikan khusus untuk orang dewasa dalam bidang kesehatan jiwa, supaya mereka dapat membantu dirinya sendiri dalam menghapi kegoncangan jiwa, atau untuk menghindari kegoncangan jiwa serta terciptanya ketenangan dan kebahagiaan dalam hidupnya sehari-hari di rumah dan dalam masyarakat.
  • Perlu adanya biro-biro konsultasi. Untuk membantu orang-orang yang memerlukannya, baik untuk anak dan remaja, maupun orang dewasa.
  • dalam kegiatan pembinaan itu sebaiknya pemerintah dengan wewenang yang ada padanya mengambil tindakan dan langkah-langkah yang tegas dengan mengikut sertakan semua lembaga, para ulama dan pemimpin masyarakat.
Seandainya kita segera dapat menyadari bahaya yang terjadi dan dapat mengambil langkah-langkah positif kearah pembinaan kehidupan moral dan agama secara sungguh-sungguh, mudah-mudahan akan dapatlah terselamatkan Generasi Muda kita dari kehancuran dan tujuan pembnagunan kita dapat tercapai.

Peranan Wanita Dalam Pembinaan Moral dan Agama Generasi Muda Dewasa Ini.

Peranan wanita dalam pembinaan generasi muda pada umumnya dan kehidupan moral dan agama khusunya, sangat penting. Karena pembinaan kehidupan moral dan agama itu lebih banyak terjadi melalui pengalaman hidup dari pada pendidikan formal dan pengajaran, karena nilai-nilai moral dan agama yang akan menjadi pengendali dan pengaurh dalam kehidupan manusia itu adalah nilai-nilai itu masuk dalam pembinaan pribadinya. Semakin cepat nilai-nilai itu masuk kedalam pembinaan kedalam kehidupan pribadinya, akan semakin kuat tertanamnya dan semakin besar pengauruhnya dalam pengendalian tingkah laku dan pembentukan sikap pada khususnya.

Pengalaman hidup pada tahun-tahun pertama dari umur si anak lebih banyak diperolehnya dalam ruamah tangga, baik yang dirasakan langsung dari perlakuan orang tuanya, maupun maupun dari suasana hubungan antara ibu-bapak dan saudara-saudaranya. Pengalaman hidup di rumah itu, merupakan pendidikan yang terjadi secara tidak formal dan sengaja, tapi ia merupakan dasar dari pembinaan pribadi, secara keseluruhan, termasuk moral dan agama.

Jika kita kembali kepada peranan wanita dalam pembinaan generasi muda tadi, akan tampaklah bahwa wanita mempunyai fungsi yang sangat penting, karena wanita masuk ke dalam segala segi kehidupan generasi muda. Sebagai ibu, wanita mempunyai fungsi sebagai pembina pertama bagi pibadi anaknya, pendidikan dan perlakuannya menentukan kesehatan jiwa anaknya di kemudian hari, kehidupan keluarga yang tercermin dalam hubungan suami isteri dan sikap mental serta kehidupan moral dan agama si ibu merupakan contah-teladan yang akan menjadi bahan/unsur yang diserap oleh anak dalam pribadinya nanti.






ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين
 
back to top