Created (c) by Blog-JmK

Minggu, 04 November 2012

Memilih Pasangan Hidup yang Baik (Bagian 1)




بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ






Istri yang shalihadalah perhiasan terindah bagi suaminya.Peran istri dalam kehidupan suami sangatlah besar. Istri yang shalih dapat membina rumah tangga sakinahdan penuh berkah. Istri seperti inilahyang menjadi dambaan setiap lelaki muslim. Seperti apa istri yang shalih?Apa saja ciri- cirinya? Bagaimanamengetahuinya?

Artikel- artikel teruraimenjawab  semuapertanyaan  tersebut berdasarkan Al- Qur'an  dan Hadits- Hadits Rasulullah SAW yang shahih. Insya Allah dengan memahaminya lelaki muslim dapat memilihistri yang shalih.Bagi wanita muslim,bisa
menjadikan  artikel artikel terurai sebagaipedoman untuk menjadiistri shalih
1.Taat Beragama
RasulullahSAW bersabda :
"Perempuan itu dikawini atas empat perkara,yaitu: karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya, atau karena agamanya.Akan tetapi, pilihlah berdasarkan agamanyaagar dirimu selamat."
(H.R. Bukhari dan Muslim)
Penjelasan:
Hadits tersebut memberikan  gambaran mengenaikriteria- kriteriayang menjadi bahan pertimbangan seorang lelaki dalam memilih seorangperempuan sebagai istrinya. Kriteria- kriteria tersebutadalah kecantikan, keturunan, kekayaan, dan agamanya. Orang yang mengutamakan kriteria agama, dijamin oleh Allah SWT akan memperoleh kebahagiaan dalam berkeluarga.
Agama atau diin ialah keyakinanyang disertai peribadatam sesuai dengan ketentuan syari'at Islam. Bila keyakinan dan peribadatan yang dilakukan seseorang menyimpang dari ketentuansyari'at Islam, orang yang melakukannya telah sesat. Untuk mengetahui ketaatanseseorang beragama, kita harus berpedoman pada ketentuan Al- Qur'an dan Sunnah RasulullahSAW.



Dalam memilih seorangperempuan untuk dijadikanistri, pertama kali hendaklah kita menilai ketaatannya dalamberagama seperti yang disabdakan oleh Rasulullah SAW dalam Hadits di atas. Tanda utama seseorang dikatakantaat beragama yaitu bila ia dapat menjalankan ketentuan pokok yang menjadi rukun Iman dan Islam dengan benar.
Orang yang beriman kepada Allah hanya meyakiniketentuan- Nya.Ia tidak akan mempercayai ramalan ahli nujum dan peramal misalnya, sebab orang yang mempercayai ramalannya berarti tidak sepenuhnyaberiman kepada Allah SWT. Perbuatan seperti itu disebutSYIRIK karena berlawanan dengan keyakinan bahwa hanya AllahSWT yang tahu segala yang ghaib. Orangyang berbuat syiriktelah sesat.
Tanda lain seseorangdikatakan taat beragamaadalah bila ia menjalankan ibadah yang diperintahkan oleh Islam dengan tekun dan benar. Ibdah pokok dalam Islam dantidak dapat ditinggalkan adalah shalat. Siapa pun yang telah memeluk Islam harusmelaksanakannya. Rasulullah SAW telah menyatakanbahwa shalat adalah hal yang pokok dalam Islam.
Hal ini disebutkan  dalam Haditsberikut: Dari Abu
Hurairah Ra, ujarnya:Rasulullah SAW bersabda:
"Perbuatan manusia yang pertama kali dihisab pada hari kiamat kelak adalah shalatnya. Bila shalatnya baik, dia akan beruntung dan selamat. Akan tetapi, bila shalatnya tidak benar, dia akan gagal dan merugi. Jika ada yang kurang
sedikit  darikewajiban yang dilakukannya, kelak Tuhu yang Maha Gagah dan Maha Mulia akan berfirman: '(WahaiMalaikat), perhatikanlah apa hamba- Ku ini melakukan shalatsunnah sehingga dapatmenyempurnakan kekurangannya dalam melakukan shalat wajib, kemudian semua amalnya akan dihisab dengan cara seperti ini.'"
(H.R. Tirmidzi, Hadits hasan)
Maksud Hadits ini ialah seseorangdinilai taat beragamabila ia menunaikan kewajiban shalat dengan benar. Seseorang yang mengaku muslim tetapi terkadang menjalankan  shalat, terkadang tidak, berartitidak taat beragama.  Bila ia melakukan shalat tetapi tidak mengikuti tuntunanRasulullah SAW, shalatnya tidak benar. Orang semacam ini termasuk orang yang tidak taat beragama.
Seorang laki- laki yang hendak menilai ketaatancalon istrinya, haruslah lebih dulu mengerti ajaranIslam tentang keyakinandan peribadatan secarabenar sebagaimana diajarkandalam Al- Qur'an dan Sunnah Rasulullah SAW. Bila dia sendiri tidak tahu hal- hal yang menjadi ketetapandan hal- hal yang bukan menjadi



ketetapan Islam,tentu dia tidak akan bisa memilih calon istri yang taat beragama dengan benar menurutketentuan syari'at Islam.
Kita tidak seharusnya mudah terpesona dengan penampilan seorangperempuan. Perempuan berjilbab, misalnya,dalam pergaulan sehari-hari ia ternyatabercampur dengan laki- laki bukan mahram tanpa mengindahkan batas norma pergaulan yang digariskan oleh Islam. Kita bisa menyimpulkan bahwa wanita semacamini jelas
tidak taat beragama.
Kita tidak semestinyamenilai perempuan berdasarkan atas ukuran dan norma yang berlaku dalam masyarakat, karena norma yang berlaku di tengah masyarakat sering bertentangan  dengan ajaran Islam. Oleh karena itu, kita harus benar- benar menggunakan kriteriayang digariskan oleh Al- Qur'an dan Sunnah Rasulullah SAW sejakawal memilih calon istri.
Bila langkah awal telah ditempuhdengan benar, kelak rumah tangga kita akan dapat berjalandengan serasi, harmonis,dan dan penuh kemesraan, karena
masing- masing mendasarkan langkah dan niatnya hanya karena Allah. Segala bentuk kesulitan dan goncangan dalam mengayuh bahterarumah tangga akan dihadapi dengan penuh ketenangan dan pikiran jernih, karena kedua belah pihak selalu pasrah dan berlindung pada kehendak dan kekuasaan- Nya. Sikap semacam ini akan sangat membantu suamu istri dalam membina rumah tangga sesuai dengan keridlaan Allah SWT.
Sebaliknya,istri tidak taat beragama, yaituistri yang mengabaikan  ajaran
agama, akan menyebabkan suami sulit membimbingnya dan sulit menciptakan suasana rumah tangga yang islami. Bila suami dan istri sudah berlainan langkah dalam
menilai perbuatan halal dan haram atau baik dan buruk, hal ini bisa menimbulkan pertengkaran dan perpecahan dalam berumah tangga. Rumah tangga semacam ini sulit menjadi harmonis,tentram dan tenang.
Selain memberi dampakburuk bagi suami, istri yang tidak taat beragama akan memberi dampak buruk pada pendidikan anak kelak. Ia tidak akan mendorong anaknya untuk taat shalat dan rajin mengaji, tidak membiasakan salam ketika keluar masuk rumah, tidak tahu membedakan najis dan suci, dan lain- lain.Anak- anak yang tidak mengenal aturan agama semacam ini kelak setelah besar mungkin sekali mudah terpengaruh oleh pergaulan yang buruk sehinggamenjadi orang yang rusak
akhlaqnya dan mengabaikan agama. Oleh karenaitu, besar sekalibahaya istri yang tidak taat beragama untuk menjadi ibu bagi anak- anak kita.
Agar kita dapat membentuk rumah tangga yang diridlai oleh Allah dan memperoleh kebahagiaan sepanjang hayat sebelum mengambil seorang perempuan menjadi istri



kita perlu mengetahuiketaatannya dalam beragama. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan, antara lain:
Mengamati caranya berpakaian, berias dan bergaulapakah sesuai dengan ketentuan Islam atau tidak. Misalnya, mengamati apakah ia memakaimuslimah atau tidak, bersolekatau tidak, berkhalwat (berduaan) dengan laki- laki bukan mahram atau tidak.
Menanyakan kepada orang-orang yang dekat dengan dirinya, seperti  kerabat dekat, tetangga dekat, atau teman- teman dekat tentang ketaatannya menjalankan shalat 5 waktu, ketaatannya menjalankan puasa Ramadhan, sikapnya kepada tetangga atau para kerabatnya, sikapnya kepada orang yang lebih tua, dan
lain- lain.
Datang sendiri kepada keluarga perempuan untuk melakukan penelitian dan pengamatan secara langsung. Dalam pertemuan ini, perempuan yang diinginkan harus disertai dengan anggota laki- laki keluarganya,  sehingga tidakterjadi khalwat (berduaan). Pada saat inilah kita bisa meneliti berbagaihal yang
ingin diketahui dari perempuan  tersebut agar kita memperoleh gambaran yang jelas.
Cara- cara semacam inilah yang seharusnya dilakukan oleh kaum muslimin dalam menyediliki calon istrinya. Kita tak boleh melakukan cara- cara di luar Islam, seperti berpacaran atau berkenalan di tengah jalan. Cara semacam ini sama sekali tidak dibenarkan.
Ringkasnya,Laki- laki yang ingin membangun rumah tangga bahagiadan penuh kesejateraan di dunia dan di akhirathendaklah memilih perempuanyang taat
beragama untuk dijadikanistri. Insya Allahhidupnya akan bahagia.***
2.Dari Lingkungan yang Baik
Disebutkandalam Hadits berikutbahwa: Rasulullah SAW bersabda:
"Jauhilah olehmu khadraauddiman!" Rasulullah ditanya: "Wahai Rasulullah, apakah khadraauddiman itu?" Sabdanya: "Wanita cantikdi lingkungan yang buruk."
(H.R. Daraquthni, Hadits lemah)
Penjelasan:
Hadits tersbut derajatnya lemah karena ada rawi bernamaAl- Waqidi yang dinilai sebagai rawi yang sangat lemah oleh ahli hadits.



Hadits tersebut memperingatkan kepada laki- laki muslim bahwa perempuan yang tinggal di lingkungan yang tidak baik hendaknya dijauhi. Perempuan semacam itu kemungkinan besar akhlaqnya terpengaruh lingkungannya yang tidak islami. Hal ini seringdibuktikan oleh pengalaman dalam kehidupan di tengah masyarakatselama ini. Wanita seringlebih mudah tergodaoleh hal- hal yang sepintasmenyenangkan dan tampak glamor,tanpa memikirkan akibat buruk yang akan terjadi.Wanita lebih mudah dipengaruhi oleh lingkungan yang tidak baik.
Lingkunganyang tidak baik ialah lingkungan yang dipenuhi kebiasaan, tradisi,
dan perilaku yang bertentangan dengansyari'at Islam. Lingkungan masyarakat yang mempunyai tradisi berjudi, membukapraktek pelacuran, gemar minum minuman keras, dan melakukan maksiat- maksiat lainnyamerupakan contoh lingkungan yang tidak baik.
Lingkungansemacam ini jelas merugikan pembinaanakhlaq dan keagamaan masyarakatnya, baik perempuan maupun laki- laki. Lingkungan yang dipenuhi dengan praktek pelacuran tentu amat membahayakan pembinaanakhlaq waarga perempuannya.
Biasanya warga laki- lakinyabanyak yang lebih dulu terjerumussehinga kaum perempuan terdorong untuk lebihberani terjum dalam kesesatan sepertiitu. Hal ini disebabkan kaum laki- lakinyatidak bisa diandalkan sebagai pelindung kaum wanitanya.
Memang tidak bisa dijadikan sebagaisatu kepastian untuk menyimpulkan bahwa setiap perempuanyang tinggal di lingkungan yang buruk otomatisberakhlaq tidak baik.Beberapa contoh kita temukan dalam sejarah bahwa ada wanitayang tetap tegak dalam keyakinantauhid walaupun berada di tengah-tengah lingkungan penuh dengan dosa dan kemusyrikan, Diantaranya adalah 'Aisyah, istri Fir'aun dan Masyithah, pelayanperempuan di istana Fir'aun. Kedua perempuan ini ternyata teguh dalam mengikuti ajaran Musa AS. Akan tetapi, perempuan- perempuanseperti mereka sulit kita dapatkan.
Suami yang istrinyaberasal dari lingkungan tidak baik mempunyairesiko amat besar karena akhlaq dan kebiasaanburuk yang telah mendarah daging dalam diri sulit diubahdalam waktu relatifsingkat.
Seorang perempuan yang biasa mengangap pergaulan bebas dan pelacuran sebagai hal yang lumrah dalam masyarakat, akan sulit menaatiketentuan agama yang melarang laki- laki dan perempuan bukan mahram bergaul bebas. Bila kelak dia menjadi istri dari suami yang lingkungankeluarganya taat beragama,akan terasa sulit dan berat baginya untuk mematuhi akhlaqagama. Ketika suaminyatidak di



rumah, ia akan merasa tidak berdosa menerimateman lelakinya yang bebas berkunjung ke rumah. Bila suami menegur,ia akan menjawab dengan enteng bahwa hal itu telah lumarah. Ia sama sekalitidak mau mengindahkan syari'at Islam, bahkan menganggapnya sebagai belenggu yang menekandirinya.
Istri yang bersikapsemacam ini jelas akan menimbulkan konflik dengan suaminya sehingga terjadi pertengakaran. Hal itu disebabkan istri enggan mematuhi syari'at Islam yang dipandangnya bertentangan dengan tradisi lingkungan yang tidak islami.
Tak ada suami atau istri yang menghendaki rumah tangganya dipenuhipertengkaran dan perselisihan setiap hari. Pertengaran dan perselisihan dalam rumah tangga mengakibatkan tekanan dan depresi bagi suami istri. Untuk mencegah hal ini,
Islam memberikan tuntunankepada kita agar dalam memilihcalon istri hendaklah memperhatikan lingkungan tempattinggalnya.
Jadi, walaupun Hadits tersebut lemah,isi dan maksud Hadits di atas dapat dipergunakan sebagai pedoman umum sehingga kita lebih dapat berhati- hati dalam menilai akhlaq seorang perempuan. Kita dapat menjadikannya sebagai peringatan agar kita lebih mengutamakan calon istri yang tinggal di lingkungan yang baik.
Untuk mengetahui kualitaslingkungan tempat tinggalcalon istri, kita dapat mengamati hal- hal yang berhubungan dengan:
Tempat tinggalnya, yaitu apakah yang bersangkutan tinggal di lingkungan yang islami atau tidak. Kalau lingkungannya biasa digunakan sebagaitempat berjudi atau bermabuk- mabukan atau menyabung ayam dan maksiat lainnya, kecil kemungkinan orang yang tinggal di tempat semacam ini taat beragama. Sebaliknya, apabila ia tinggaldi lingkungan yang rajin mengadakan pengajian, masjidnya ramai dengan shalat jama'ah, warga yang perempuanberpakaian muslimah, tidak terjadi pergaulan bebas antara laki- lakidan perempuan yang bersangkutan taat beragama.
Keluarganya, yaitu apakah keluargannya orang- orang yang taat menjalankan syari'at Islam atau tidak. Jika ia berasaldari keluarga yang tidak peduli dengan agama, misalnyatidak taat shalat, tidak taat puasa, tidak peduli akan halaldan haram dalam mencari nafkah, anggota keluargayang perempuan tidak
berpakaianmuslimah di luar rumah, atau tidak baik hubungannya dengantetangga atau kerabatdekatnya,  kitaharus berhati- hati agar kita selamat dari kemungkinan- kemungkinan tidak baik saat membina rumah tangga kelak.
Lingkungan pendidikannya, yaitu lingkungan di mana dia memperoleh pendidikan



islami atau tidak. Ringkasnya, kaum laki- laki dalam memilihcalon istri sebaiknya memperhatikan aspek lingkungannya. Mereka sebaiknya lebih mengutamakan perempuan yang tinggal di lingkungan yang baik. Semakin baik lingkungan asalnya, akan semakin besar sumbangannya dalam mewujudkan pembinaan
rumah tangga yang bahagia.***

3. Perawan
Disebutkandalam Hadits berikutbahwa:
RasulullahSAW bersabda kepada Jabir ketika beliau kembalidari perang Dzatur Riqa': "Wahai Jabir, apakah nanti kamu akan kawin?" Saya menjawab: "Ya,wahai Rasulullah." Sabdanya:"Dengan janda atau perawan?" Saya menjawab: "Janda." Sabdanya: "Mengapa bukan perawan, supayakamu dapat berguraudengannya dan ia pun dapat berguraudenganmu?" Saya menjawab:"Sesungguhnya bapakku telah wafat saat perang Uhud, sedangkan beliau meninggalkan tujuh anak perempuan kepada kami. Oleh karena itu, aku menikahdengan seorang janda perempuan yang
'mumpuni',ia dapat mengasuhmereka dan melakukankewajiban terhadap mereka." Sabdanya: " Engkau benar, insya Allah."
(H.R. Bukhari dan Muslim)
Penjelasan:
Hadits tersebut memberikan dorongan kepada kaum laki- laki untuk memilih calon istri yang perawan,yaitu perempuan yang belum pernah bersetubuh atau belum pernah menikah. Perempuan- perempuan yang masih perawanbelum pernah mengenal kemesraan dengan laki- laki sehingga hatinyamasih polos dan bersih. Ia tidak memiliki kenangan masa lalu dengan laki- laki lain sehinggaketika ia
bercengkerama dengan laki- laki yang baru menjadi suaminya,hati dan angan-angannya hanya tertujukepada suami. Ia hanya merasakansentuhan kemesraan dari laki- laki yang menjadisuaminya. Seluruh perhatian, cinta, serta
kasih sayangnya dicurahkan kepada suami tanpa membandingkan dengan laki- laki lain. Keadaan semacaminilah yang digambarkan oleh Rasulullah SAW dalam Hadits tersebut dengan sabdany : "Engkau bisa bergurau dengannyadan dia pun bisa bergurau mesra denganmu." Suasanasemacam inilah yang dinyatakan Rasulullah kemungkinan besar hanya bisa terciptadengan istri yang masih perawan.
Laki- laki muslim sebaiknya berhati- hati terhadap perempuanyang pernah berpacaran atau gemar berganti pacar. Perempuan yang pernah berpacaran pernah mengenal kemesraandengan laki- laki sehingga hatinyatidak polos dan tidak
bersih lagi. Ia sudah tentu memiliki kenanganmasa lalu dengan pacarnya sehingga ketika ia bercengkerama dengan suami, hati dan angan- angannya tidak sepenuhnya tertuju kepada suaminya. Ia akan membandingkan sentuhankemesraan antara



pacarnya dulu dengansuaminya. Selain itu, keperawanannya juga harus dipertanyakan karena tidak bisa dipastikan sejauh mana ia berhubungan dengan pacarnya.
Untuk mengetahui keperawanan calon istri seorang laki- laki dapat melakukan cara- cara berikut  ini:
Menanyakan hal tersebut kepada yang bersangkutan ketika bermaksud melamar. Menanyakan hal tersebut kepada keluarga atau kerabat atau tetangga dekatnya yang dinilai jujur,adil dan objektif.
Melakukanpemeriksaan medis bilamanaingin memperoleh keyakinanbahwa yang bersangkutan benar- benar perawan.Akan tetapi, cara semacam ini harus mendapat persetujuan dari perempuanyang bersangkutan, karena hal ini bisa dianggap merendahkan martabatnya.
Hadits Rasulullah SAW tersebut merupakan anjuran kepada laki- laki muslim untuk memilih perempuan yang perawan sebagai istri, bukan larangankepada laki- laki muslim untuk memperistri perempuanjanda. Rasulullah mengingatkan bahwa dengan memperistri perempuan perawan kemungkinan besar akan lebih dapat menciptakan suasana kemesraan yang lebih mendalam dibandingkan dengan beristrikan perempuan janda.
Oleh karena itu, laki- lakiyang menginginkan suasanamesra dan perhatiansepenuh hati dari istrinya,hendaklah memilih perempuanyang masih perawan.***
4. Penyabar
Allah berfirman  dalam Q.S. At- Tahriimayat 11:
"Allahmenjadikan istri Fir'aunperumpamaan bagi orang- orang yang beriman ketika iaberkata: 'Ya Tuhanku,bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi- Mu dalam syura; dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya; dan selamatkanlah
aku dari kaum yang dzalim'".
Penjelasan:
Sabar dalam bahasa Arab artinya lapang dada menerima kepahitan,kesulitan dan rintangan tanpa keluh kesah dan jengkel. Bila seseorang menggerutu menghadapi kesulitan, jengkeldan marah menghadapi rintangan. Dia dikatakantidak sabar.
Maksud ayat tersebutialah bahwa seorangistri yang sabar menghadapi perilaku



buruk suaminya sangat membantu mempertahankan keutuhan rumah tangga.Dalam kasus tersebut,  istri Fira'aunsangat sabar menerimakekejaman Fir'aun terhadap dirinya. Ia tetap tabah menghadapi kekejaman suaminya dan hanya pasrah pada Allah.
Istri penyabar  seperti istriFir'aun yang Allah gambarkan pada ayat tersebut tentu memberikan jasa sangat besar dalam memelihara keutuhan rumah tangga, kebahagiaan suami dan kegembiraan anak- anaknya. Ia tidak akan mudah menceritakan kesulitan dan berbagaipermasalahan yang akan menyedihkan dan mecemaskan suaminya. Walaupun sebenarnya istri menyimpan kepahitan dalam hatinya, semua kesulitan dihadapinya dengan penuh ketabahandan sikap pasrah kepada Allah. Hal itu menjadikan rumah tangganya selaludipenuhi kegembiraan, keceriaan dan penuh tawa.
Istri yang sabar tidak hanya memberikan semangatdan dorongan hidup kepada suaminya dalam menghadapi segala macam tantangan dan rintangan, ia juga dapat menjaga kehormatan suami di hadapan anak-anak dan orang lain. Istri yang sabar tidak akan manceritakan sikap buruk suami kepada anak- anaknya, karena ia tidak ingin melibatkananak- anaknya dalam persoalan yang tengah dihadapinya. Sebaliknya, ia selalu memuji akhlaq suaminya di hadapan anak dan orang tuanya. Sikap semacam ini akan menciptakan hubungan mesra dalam rumah tangga karena anak- anak selalu menaruh hormat kepada bapaknya.
Sebaliknya istri yang pemarah, suka membantah dan suka memaki suaminya akan menimbulkan konflik berkepanjangan dalam rumah tangganya. Bahkan konflik tersebut bisa melebar kepadaanak- anak, orang tua dan mertuanya. Jika hal ini terjadi, pastianak- anak dalamrumah tangga semacam ini akan mengalami stress dan kebingungan. Selain itu, tetangga pun akan merasa enggan berdekatan dengan rumah tangga yang dipenuhikonflik. Mereka mungkinsaja turut merasakan ketegangan karena boleh jadi anak- anak yang berasal dari keluarga yang penuh konflik akan menimbulkan gangguan.
Oleh karena itu, setiap laki-laki sangat perlumemperhatikan  sifatcalon
istrinya,apakah dia bersifatpenyabar atau pemarah,tabah menempuh kesulitan atau manja. Hal ini perlu diketahui sebab sifat- sifat buruk banyak berpengaruh dalam hidup berumah tangga. Bukankah tidak ada orang yang mau membangun rumah tangga dengan suasana penuh pertentangan, perselisihan dan permusuhan yang hanya akan menciptakan hidup penuh derita dan nestapa.
Untuk mengetahui apakahcalon istri penyabaratau tidak, dapat dilakukan penyelidikan dengan cara- cara antara lain:
Menanyakanhal tersebut kepadateman atau tetanggadekatnya yang jujur dan



adil bagaimana sikap yang bersangkutan dalam menghadapi kesulitan, rintangan dan kepahitan. Misalnya, dengan mengamati sikapnya apabila ada teman yang berbuat salah kepadanya, apakah dia cepat memarahi ataukahmenerimanya dengan tenang. Apabila ternyata dia bersikap tenangtanpa menunjukkan sikap jengkel
atau marah berartiia orang yang sabar.
Mengamati dan mengujinya dengan beberapa hal berikut:
reaksinyaketika disuruh menunggu;
reaksinya ketika ditegurkarena melakukan kesalahan;
reaksinya ketika dihadapkan pada kesulitan;
sikapnya ketika menghadapi anak kecil, orang tua, orang sakit, orang lanjut usia, dan lain- lain.
Setiap suami ingin istrinya mempunyai kesabaran jauh lebih besar daripada dirinya. Dia ingin menjadikan istrinya sebagai tempat menumpahkan segala keresahan hati dalam menghadapi problem kehidupan. Dia ingin agar istri dapat menenangkan suami dengan kesabaran dari segala keresahannya sehingga suami memperoleh kesegaran dan dorongan hidup lebih baik. Oleh karena itu, setiap
laki- laki harus benar- benarmengutamakan calon istri yang penyabar.Insya Allah, segala tantangandan kesulitan dalam rumah tangga akan teratasi dengan baik
sehingga tercipta keluargabahagia.***
5. Memikat Hati
Allah berfirman dalam Q.S. An- Nisaa' ayat 3 :
"Jikakamu takut tidak akan dapatberlaku adil terhadap(hak- hak) perempuanyang yatim (bilamana kamu mengawininya), kawinilah wanita- wanita(lain) yang kamu senangi, ..."
Penjelasan:
Ayat tersebut menyebutkan agar laki- laki memilih perempuanyang memikat atau menyenangkan hatinya sebagai istri. Kata- kata yang dipergunakan pada ayat di atas yaitu "thaaba".  Kata ini berarti :
Baik, seperti dalamkalimat: "Hadzaa syaiun thayyib." (Ini adalah urusanyang baik). Kata thayyib berasaldari thaaba.
Hatinya baik, sepertipada kalimat: "Hiya imra'atun thaabat nafsuha". (Perempuan ini baik hatinya).
Ya, sebagai kata jawab, sepertidalam kalimat: "Thayyib, ana hadhir". (Ya, saya datang).



Dari ketiga arti di atas kita dapat mengetahui  bahwa arti kata thaabapada ayat tersebut adalah sifatbaik hati, akhlaq dan kepribadian perempuanyang membuat calon suaminyamerasa tertarik dan senang. Tanpa adanya faktor- faktor  ini,rasa tertarik, senangdan terpikat tidak akan ada.
Istri yang bisa membuat suaminyamerasa senang dan tertarik akan semangat untuk bersama- sama membangun rumah tanggayang sakinah dan damai. Tanpa rasa senang dan terpikat sulit akan tercipta kemesraandan keintiman dalamhidup berumah tangga. Oleh karena itu, laki- laki yang hendak memilih seorang perempuan sebagai calon istrinya harus bertanyakepada dirinya sendiriapakah hatinya benar-benar merasa senangdan terpikat kepada perempuan tersebutatau tidak. Ia harus jujur menghayati perasaannya sendiri dalam memperhatikan hal- ihwalperempuan yang diminati sebelumme lamarnya, apalagimenikahinya.
Daya tarik yang utama dan bertahan lama, bahkan sampai akhir hayat adalah daya tarik akhlaq dan ketaatanperempuan yang bersangkutan kepada Allah dan
Rasul- Nya. Adapun daya tarik lainnya adakalanya menyebabkan kebosanan atau kebencian di belakang hari. Kecntikan,misalnya, semakin lama akan memudar. Suami tidak menaruh cinta lagi kepada istrinya karena ia tidak cantik lagi, atau karenasuatu musibah yang merusak kecantikan istri, suami tidaklagi tertatik, bahkan menjauhinya. Daya tarik lainnya adalah kekayaan.Seorang laki- laki
memperistriseorang perempuan karenatertarik pada kekayaannya. Setelah menikah sekian tahun, harta kekayaanistri habis, sehinggasuami kehilangan rasa
tertarik terhadap istrinya. Oleh karena itu, yang akan menjamin suami tertarik danterpesona kepada istrinya secara langgengadalah daya tarik akhlaq dan ketaatan beragamaseorang perempuan.
Untuk memastikan apakah seorang laki- laki tertarikkepada calon istrinyaatau tidak, dia hendaklah mengujikejujuran hatinya berulangkali dengan cara- cara antaralain:
Membandingkannya dengan perempuan lain. Jika hatinya ternyata masih bimbang, berarti dia belum terpikatsepenuh hati kepada perempuan tersebut. Mengendapkan keinginannya lebih lama kepada perempuan tersebutsehingga dapat lebih diyakiniketertarikan dan kesenanganhatinya. Jika setelahbeberapa lama ternyata ia masih tetaptertarik dan menyenanginya, berarti perempuan  tersebut mendapatkan nilai yang tinggi di dalam hatinya.
Mengamatidaya tarik perempuantersebut dengan seksama apakah daya tariknya merupakan sifat- sifatasli atau sekedar polesan. Dengan mengetahui keadaan sebenarnya, ketertarikan terhadap perempuan yang bersangkutan akan langgeng karena benar- benar timbuldari dalam hatinya.Sebaliknya, jika daya tarik perempuan itu hanya bersifatpolesan, dia lebih baik mengundurkan diri, karena dayatarik yang sifatnyapolesan tidak bertahanlama.



Setiap laki- laki perlu memperhatikan aspek ini sebagaitolok ukur dalam menilai perempuan yang menjadi calon istrinya agar terhindar dari keadaan yang tidak diinginkan kemudian saat berumahtangga. Sering terjadiseorang laki- laki sangat kecewa dan menyesal karenaistri yang dahuludinilai memiliki sifat- sifat
terpuji, terbukti memiliki sifat- sifat sebaliknya. Sifat yang dulu ditampilkan
di hadapan calon suaminya ternyatahanya polesan. Akibatnya, wanita yang dipilih menjadi istrinyabenar- benar dirasakansebagai orang lain, bukan wanita yang didambakanya sebelumnya. Kejadian semacamini hanya meninggalkan rasa perih, kecewa, dan marah yang terpendam.
Berikut ini kami kemukakan beberapacontoh perempuan yang memiliki daya tarik polesan atau semu:
Seorang perempuan yang terlihat cantikkarena bersolek. Karena setelah menjadi istri ia tidak mampumembeli peralatan kecantikan, terlihatlah keadaan
aslinya. Suami melihat bahwa istri yang disangkabenar- benar cantikalami ternyata tidak cantik.Kecantikannya hanya polesanbelaka. Untuk mempertahankan penampilannya suami harus mengeluarkan biaya banyak sehingga
menguras pendapatanya. Hal semacam ini menimbulkan kejengkelan dan kemarahan sehingga ia membenci istrinya.
Seorang perempuan dari status sosialyang terhormat tetapisikapnya merendahkan suaminya. Ia memandang suaminya yang harus menghormati dirinya, bukan dia yang harus menghormati suaminya.Pada awalnya suami tidak begitu merasa terhina oleh sikap istrinya, tetapi semakin lama suami merasakanbahwa dirinya tidak dihargai oleh istrinya sebagaikepala rumah tangga.Suami merasa kecewa dan jengkel kepada istrinyasehingga mereka semakinrenggang. Suasana semacam ini mengakibatkan rumah tangga tidak lagi dipenuhi kecintaan dan kemesraan, yang ada hanyalah permusuhan yang tersembunyi.
Untuk menghindari  terjadinya  hal- hal yang tidak diinginkan dalam rumah tangga Allah menegaskan dengan firman- Nya pada ayat di atas agar laki- laki memilih perempuan yang benar- benar disenanginya dan memiliki daya pikat yang sejati. Ia jangan mudah tertipu penglihatan sepintas terhadap kecantikan, kekayaan, dan status sosial yang lebih banyak dibangkitkan oleh selera rendahyang sifatnya sementara. Ia hendaklahbenar- benar mengujihati nuraninya dengancara- cara yang benar sehingga yakin bahwa perempuan yang hendak dijadikanistrinya benar- benar sesuai dengan hati nuraninya. Pengamatan jeli dan seksama dalam memilih calon
istri yang sesuai dengan tuntutanIslam merupakan hal utama yang harus ia lakukan.***



6. Amanah
Allah berfirman dalam Q.S. An- Nisaa' ayat 34:
"...Oleh sebab itu, wanita yang shalih ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara (dirinya dan harta suami) ketika suaminya tidak ada, karena Allah telah(menyuruh) memeliharanya..."
Disebutkandalam Hadits berikut:Rasulullah SAW bersabda:
"Sebaik- baik istri yaitu yang meyenangkanmu ketika kamu lihat; taat kepadamu ketika kamu suruh;menjaga dirinya dan hartamu ketikakamu pergi".
(H.R. Thabarani, dari 'Abdullah bin Salam)
Penjelasan:
Amanah yaitu tanggung jawab memenuhi kepercayaan orang kepadanya. Apa saja yang dipercayakan orang kepadanya dijaga dan ditunaikan dengan sebaik- baiknya sesuai dengan tuntutanpemberi kepercayaan.
Ayat tersebut  menjelaskan sifat istri yang baik, yaitu benar- benar bisa
memeliharakehormatan dirinya pada saat suaminyatidak di rumah. Ia juga menjaga dengan amanah harta benda suaminya selama dia tidak di rumah.
Hadits di atas menjelaskan  bahwa setiapistri dituntut untuk amanah terhadap suaminya dalam mengelolaharta suami yang dipercayakan kepadanya.
Seorang istri harusmemiliki sifat amanah karena ia diberi kepercayaan oleh suaminya mengenai segala macam urusandiri dan keluarganya, bahkan seluruh rahasia suaminya. Suami bukan hanya mempercayakan harta kekayaan kepadanya, melainkan juga mempercayakan kehormatan dan keamanan anak- anaknya. Hal ini menuntut adanya sifat amanah istri sehinggaia tidak akan melakukan kecurangan ketika suami tidak ada, atau menipu suaminyasehingga menjerumuskannya ke dalam malapetaka. Misalnya, karenakekurangan uang belanja ia menyebarkan hal tersebut kepada orang lain, atau menyampaikan aib suami kepada orang lain sekalipuntidak bermaksud jahat. Hal semacamini sudah merupakantindakan khianat istri kepada suami.
Istri yang amanah tentu tidak akan mengabaikan tanggung jawabnya menjaga dan memelihara segala hal yang dipercayakan kepadanya. Ia akan memelihara suasana rumah tangga penuh rasa kasih sayang dan cinta.
Sungguh sangat besar bahaya istri yang tidak amanah bagi keselamatan dan keamanan suami. Istri yang curang dalam menggunakan harta kekayaan suami akan memberatkan suami dalam mencari pemenuhankebutuhan keluarga. Istri yang tidak



dapat menyimpan cacat cela dan rahasia suami akan merusak kehormatan suaminya. Istri yang tidak dapat menjagaanak- anak suaminyadengan baik akan menyusahkan suami dalam membina kehidupan anak- anaknya menjadiorang yang shalih.Istri yang tidak amanah akan menimbulkan ketegangan dan perselisihan karena hal yang diamanahkan kepadanya tidak dijaga dengan baik.
Oleh karena itu, setiap laki-laki yang ingin memperistri seorangperempuan harus benar- benarmemperhatikan  ada tidaknya sifat amanah pada calon istrinya.Jika ternyata ia seorang perempuanyang kurang baik amanahnya dan kecil harapanuntuk diperbaiki, perempuan semacam ini sebaiknyatidak dijadikan istri.
Untuk mengetahui apakah calon istri amanah atau tidak, dapat dilakukan upaya- upaya berikut:
Menanyakankepada kerabat atau tetangga atau teman dekatnyayang jujur dan berakhlaq baik apakah dia orang yang dapat dipercayabila diberi kepercayaan mengurus dan menyimpansesuatu atau tidak.
Menyelidikiperilakunya apakah ia dapat dipercayadalam melaksanakan kepercayaan orang kepadanyaatau tidak. Misalnyadengan mengamati sikapnya bila dititipi uang apakah ia dapat dipercaya atau tidak. Bisa juga dengan mengamati apakahia selalu memenuhijanji dengan baik atau tidak bila berjanji.
Menyelidikiperilaku keluarganya berkenaandengan sifat amanah apakah keluarganya dapat dipercaya dalam menjaga harta titipan dan selalu memenuhi janji atau tidak. Dengan bercermin pada keadaan keluarganya besar kemungkinan yang bersangkutan juga menjadi perempuanyang amanah. Sebaliknya, jika keluarganya dikenal sebagai orang yang tidak dapat dipercaya,kemungkinan anaknya begitu.
Jadi, karena istri yang amanah sangat berperanpenting dalam menciptakan kehidupan keluarga yang baik, laki- laki yang ingin membina rumah tangga harus selalu mengutamakan istri yang amanah. Dengan istri yang amanah insya Allah kehidupan keluarga tidak akan banyak beban sehingga terciptakeluarga yang
sakinah.***

7. Tidak Bersolek Bila Keluar Rumah
Disebutkan  dalamHadits berikut:
"Wanita- wanita yang gemar minta cerai dan wanita- wanita pesolek(di luar rumah)
adalah wanita- wanitamunafik". (H.R. Abu Nu'aim)



Penjelasan:
Maksud Hadits di atas ialah perempuan yang suka bersolekketika keluar rumah adalah perempuanmunafik. Orang munafik perkataannya tidak bisa dipercaya, janjinya tidak bisa dipegang dan kejujurannya tidak dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, perempuan yang suka bersolekketika keluar rumah  berarti memiliki sifat- sifat buruk.
Sifat perempuan dalam menampilkan dirinya macam- macam. Ada perempuan yang suka bersolek, ia dapat memoles dirinyadengan baik sehinggaterlihat cantik dan kekurangannya  tertutupi. Tindakannya bertujuan untuk menawan hati orang lain, terutama lawan jenisnya. Perempuansemacam ini disebut munafik karena selalu berpura- pura dalam menampilkan dirinya dan menyembunyikan keadaan sesungguhnya.
Selain itu,ada perempuan yang tampil apa adanya, ia tidak mau mengenakan macam alat kecantikan. Ia selalu menampakkan dirinya dengan polos, tetapi memperlihatkan budi pekerti yang baik dan akhlaq yang terpuji.Ia berpakaian sederhana apa adanya.Perempuan semacam ini lebih mengutamakan kecantikan dan keindahan batin daripada keindahanlahirnya.
Di antara dua sifat perempuantersebut, perempuan yang tampil apa adanya, polos, dan sederhana itulah yang berakhlaq baik. Perempuan semacam inilah yang seharusnya menjadipilihan laki- lakiberiman  untukdijadikan  istri.Ia bisa diharapkan untuk bersama- sama membangun rumah tangga yang penuh kedamaian, keceriaan, kasih sayang dan kebahagiaan.
Istri yang bersolekbila keluar rumah termasuk wanitamunafik karena ia berusaha terlihat cantik di mata orang lain, bukan di hadapan suaminya. Ia akan membuat
hati suami selalu dibayangi kebimbangan. Suami menjadi selalu khawatir jangan- jangan istrinyatidak dapat menjagadirinya dari rayuan laki- laki lain atau bercengkerama dengan laki- laki lain ketikadia tidak di rumah. Ia juga bimbang bila memberi uang belanja karena mungkin sekali istrinya
menghamburkannya di luar pengetahuan suami. Ia juga sulit mempercayai apa yang dibicarakan istrinya. Kebimbangan semacamini tentu dapat mengganggu ketentraman dalam rumah tangga, bahkan bisa memicu pertengkaran.
Istri pesolek menimbulkan beban psikologis bagi suami. Kegemarannya bersolek bila keluar rumah bisa mengundang selera laki- laki lain terhadap dirinya.Hal
ini tentu akan menimbulkan salah paham dengan suaminya. Suami akan merasa curiga setiap saat sehingga timbulpertengkaran dalam rumah tangga.
Selain beban psikologis, istri pesolek juga akan menimbulkan banyak problem bagi



suaminya karena kegemarannya bersolek menyebabkan suami harus mengeluarkan banyak uang.Hal semacam ini tentu akan membebani suami, bila pendapatan suami hanya cukup untuk makan sehari- hari.
Karena begitu besarnyakendala beristri perempuanpesolek, seorang lelaki hendaklah lebih dahulu meneliti dan mencermati calon istrinya. Jika ternyata dia seorang yang benar- benargemar bersolek, bahkanbiasa bersolek sejak kecil, hendaklah ia mempertimbangkan dengan seksama apakah ha itu akan menimbulkan malapetaka atau tidak bagi dirinya kelak.Jika kegemarannya besolekbukan kebiasaan sejak kecil, melainkansekedar pengeruh teman dan ada harapan untuk diperbaiki, ia harus tetap mempertimbangkan  pemilihannya, sebab boleh jadi pengaruh temannyaakan menjadi kebiasaan. Ia harus benar- benar  bersikap objektif dalam menilai kemampuannya mengayomi perempuan tersebut. Langkah terbaik adalah mendasarkan pilihannya sesuai dengan tuntunansyari'at Islam supaya kelak tidakmenyesal.
Untuk mengetahui apakah calon istri pesolek atau bukan, dengan mudah dapat dilihat dari penampilannya sehari- hari. Bila ia menampilkan diri secara polos
dan sederhana walaupunsebenarnya dia berkecukupan, wanita semacam ini termasuk bukan pesolek. Akan tetapi, jika ia tampil dengan polos hanya karena keadaan ekonominya lemah, hal ini perlu dipertimbangkan dan diselidiki lebih jauh. Kita
perlu meneliti lebih jauh penampilannya pada saat- saattertentu, misalya pada saat menghadiri acara pesta perkawinan, wisuda dan lain- lain, apakah tetap tampil apa adanya atau bersolek di luar kebiasaannya.
Ringkasnya,setiap laki- laki hendaklahmemperhatikan masalah ini dengan seksama agar kelak tidak menyesal dalam membina rumah tangga dengan perempuan yang didambakannya. Hal ini perlu dilakukan jika ia menghendaki rumah tangga yang dipenuhi dengan keharmonisan, kemesraandan kebahagiaan. Oleh karena itulah,ia hendaklah berhati-hati agar tidak memilih perempuan yang gemar bersolekbila
keluar rumah.***
8. Kufu' dalam Beragama
RasulullahSAW bersabda dalam Hadits- Hadits  berikut:
"Wahai Bani Bayadhah, kawinkanlah (perempuan- perempuan kamu) dengan Abu Hind;
dan kawinlah kamu dengan (perempuan- perempuan)nya." (H.R. Abu Dawud)
"Orang-orang Arab satu dengan lainnya adalah kufu'. Bekas budak satu dengan lainnya adalahkufu' pula."



(H.R. Bazar)
"Sesungguhnya Allah memuliakan Kinanahdi atas Bani Isma'il dan memuliakan Quraisy di atas Kinanahdan memuliakan Bani Hasyim di atas Quraisy dan memuliakan aku di atas Bani Hasyim...Jadi, akulah yang terbaik di atas yang terbaik."
(H.R. Muslim)
Penjelasan:
Kata kufu' artinyasepadan atau setara.Dalam pengertian  adat- istiadat, kufu' ialah kedudukan setara antara calon suami dengan calon istri, baik dalam urusan agama, keturunan, nasab, maupunkedudukan sosial dan ekonomi. Bila calon pasangan dalam hal- hal tersebutsetara, maka merekadisebut kufu'.
Hadits- hadits di atas memberikan penjelasan kufu' dalam pandangan syari'at
Islam. Hadits pertamamenjelaskan bahwa Rasulullah memerintahkan Bani Bayadhah untuk mengawinkan anak- anak perempuannya dengan laki- laki dari keturunan  Abu Hind. Klen Abu Hind ini dikenal sebagaipengrajin. Profesi pengrajindi
lingkunganArab dipandang rendah sehingga keturunanmereka dinilai tidak kufu' dengan keturunan Bani Bayadhah.
Hadits kedua menjelaskan bahwa semua suku Arab kufu' sehingga tidak alasan bagi suatu suku tertentu merasa lebih tinggidaripada suku lain.
Hadits ketiga menjelaskan bahwa suku yang paling mulia dilingkungan bangsa Arab adalahQuraisy, sedangkan klen yang paling mulia di lingkungan suku Quraisy
adalah Bani Hasyimdan warga Bani Hasyim yang paling mulia adalah Nabi Muhammad
SAW.
Hadits ketiga ini tidak menunjukkan adanya pembenaran bahwa suku selain Quraisy tidak kufu' dengan suku Quraisy, atau klen selain Bani Hasyimtidak kufu' dengan klen Bani Hasyim, sehinggaantara laki- laki dan perempuanyang berbeda suku atau klen tidak boleh menikah. Oleh karena itu, tidak ada pembenaran bagi mereka
untuk menolak kawin dengan suku atau klen mana saja dengan alasan status sosialnya tidak kufu'.
Bila perkawinan antar klen atau suku yang tidak kufu' dilarang,  tentusaja tidak akan ada laki- laki yang dipandangkufu' menjadi suami putri- putri Rasulullah, sebab Rasulullah SAW adalah orang yang paling mulia di lingkungan klen Bani Hasyim. Kenyataannya,  putri Rasulullah diperistri oleh laki- laki yang klen atau keluarganya lebih rendah . Ummu Kultsumcontohnya, diperistri oleh 'Utsman bin
'Affan yang klennyalebih rendah daripadaBani Hasyim, dan Fathimah diperisteri



oleh 'Ali yang keluarganya lebih rendah daripadakeluarga Rasulullah SAW. Hal ini membuktikan bahwa anjuran agar mencari pasanganyang kufu' maksudnya bukanlah kufu' dalam pengertian nasab, kedudukan sosial ekonomi, suku atau keluarga, melainkan kufu' dalam beragama.
Mengapa hanya agama yang menjaditolok ukur kufu' untuk memilihistri? Karena agama merupakan bekal utama yang melandasi kemampuandan tanggung jawab seorang perempuan untuk menjadiistri yang shalihah.
Kufu' dalam beragamaini ialah kualitasakhlaq dan ketaatanberagama calon pasangan benar- benar setara.Apabila suami lebih baik, sedangistri kurang, keduanya dikatakan kurangkufu'. Sebaliknya, jika istri lebihbaik, ia dikatakan tidak kufu' sebabsuami dituntut memilikikualitas lebih baik atau
setidak- tidaknya setara.
Islam menganjurkan  memilih istri yang kufu' dalam beragamaagar kelak tercipta suasana sakinah dan mawaddah dalam hidup berumah tangga. Bila antara suami istri terdapat perbedaan- perbedaan mencolok dalam bidang akhlaq dan ibadah, apalagi istri jauh lebih rendah daripada suami,hal ini semacam ini akan menghambat
upaya menciptakan rumah tangga yang dipenuhi kemesraan, kebahagiaan, dan penuh tanggung jawab kepada Allah.Demikianlah, karena istri yang tidak kufu' memiliki pandangan yang berbeda dalam menilai baik buruk suatu masalah sehingga dalam rumah tangga muncul dua norma yang bisa berbeda. Hal ini sangat berbahaya bagi pembinaan akhlaq suami istri dan anak- anaknya. Bukanlah tujuan setiap orang membina rumah tangga adalah untuk memperoleh kebahagiaan sebesar- besarnya di dunia dan keselamatan di akhirat kelak?Kalau tujuan semacamini tidak dapat diwujudkan, yang akan terjadi adalah perselisihan yang menyebabkan perderitaan.
Untuk mengukur kufu' atau tidaknyacalon istri, perlu diadakan pengamatan dan penelitian seksama. Ada beberapacara yangbisa ditempuh,antara lain : Menanyakan akhlaq dan ibadah perempuan tersebutkepada teman- teman dekatnya atau tetangga dekatnyayang adil dan jujur dalam menilai orang.
Mengamati akhlaq dan ibadah keluargaperempuan yang bersangkutan. Bila keluarganya ahli ibadah dan baik akhlaqnya, kemungkinan besar akhlaq perempuan tersebut seperti keluarganya.
Adapun kufu' dalam bidang lain, seperti tingkatpendidikan, sosial, ekonomidan lain- lainbukan merupkan masalahpokok yang dapatmenghalangi upaya penciptaan rumah tangga yang sakinahdan mawaddah. Masalah-masalah semacam itu dapat diatasi dengan cara melakukan peningkatan secara bertahap dari pihak yang bersangkutan.



Istri yang pendidikannya jauh lebih rendah daripada suami,misalnya. Tetapi memiliki kecerdasan yang cukup untuk menambah ilmunya, baik secara otodidak maupun melaluikursus- kursus, dapat mengimbangi kedudukan suami. Begitu pula istri yang berasal dari kalanganekonomi rendah tetapi memiliki pendidikan yang
cukup, kedudukannya otomatisakan terangkat sehinggakedudukannya setara dengan suaminya. Begitu juga dalam hal kedudukansosial dan lainnya,istri dapat
mencapai kesetaraan selamasuami mau menerimadan mengusahakan peningkatan kualitas dirinya.
Akan tetapi, berbedasekai bila calon istri akhlaqnyarendah dan perilakunya
dalam beragama rusak. Perbaikan dan peningkatan dalam hal ini sangat berat sebab untukmengubah akhlaq yang buruk menjadi baik bukanlahpekerjaan yang mudah dilakukan, bahkan dapat mempengaruhi yang baik menjadirusak. Itulah sebabnya Rasulullah SAW, juga para ulama mengingatkan agar laki- laki yang hendak menikah benar- benar memperhatikan masalah kualitas agama calon istrinya.
Jadi, walaupun masalahkufu' di luar aspek agama tidak menjadituntutan pokok, patut  juga kita perhatikan hal tersebut denganbaik agar kita lebih mudah menciptakan keluargayang bahagia, penuh ketenangan dan sejahtera. Kita sebaiknya berusahauntuk mendapatkan pasanganyang kufu' dalam seluruh aspek mencakup akhlaq, ibadah, pendidikan, kedudukan sosial, ekonomi, dan latar belakang kultur. Semakin banyak persamaan antara calon pasangan, akan semakin
mudah kita membinakesatuan dalam keluarga.Inilah yang harus kita usahakanagar tujuan kita mewujudkan rumah tangga yang penuh keberkahan, kebahagiaan dan
ketenangan  tercapai.***
9. Tidak Materialis
Dalam Hadits berikutdisebutkan:  DariIbnu 'Abbas ra, ujarnya: Rasulullah  SAW
bersabda:
"Ada empat perkara,siapa mendapatkannya berartikebaikan dunia dan akhirat, yaitu hati yang selalu bersyukur, lisanyang selalu berdzikir, bersabar ketika mendapatkan musibah, dan perempuanyang mau dikawinibukan bermaksud menjerumuskan (suaminya) ke dalam perbuatan maksiat dan bukan menginginkan hartanya."
(H.R. Thabarani, Hadits Hasan)
Disebutkan juga dalam Hadits berikutbahwa: Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya wanita yang membawaberkah yaitu bilamanaia mudah dilamar,murah maskawinnya, dan subur peranakannya."
(H.R. Ibnu Hibban,Hakim, dan lain- lain, dari 'Aisyah).



Penjelasan:
Materialisadalah sifat lebih mengutamakan  materi dan cenderung tidak mau mengeluarkan hartanya untuk kepentingan orang lain atau kepentingan kebajikan umum.
Wanita materialis mengukurderajat dan martabatseorang laki- laki semata-mata dari sisi harta kekayaannya. Ia mau menjadiistri seseorang asalkanyang bersangkutan mampu memenuhi tuntutan- tuntutanmaterinya. Ia selalu medambakan kemewahan dan bertumpuknya harta kekayaan tanpa mempedulikan halal dan haramnya.
Maksud Hadits pertama ialah perempuanyang baik dijadikan istri antara lain karena tidak bermaksud mengejarharta dan tidak pula menjerumuskan suaminya untuk melakukanperbuatan- perbuatan dosa. Misalnya mendorongsuaminya untuk mencari harta sebanyak- banyaknya walaupun dengan cara haram atau hanya mengeruk harta kekayaan suami dan meninggalkannya bila suami jatuh miskin.
Hadits kedua menerangkan bahwa salah satu ciri wanita yang tidak materialis. Perempuan semacam ini kelak akan membawaberkah bagi keluarganya karena mau menerima keadaansuami sehingga tidak menyulitkan suaminya dalam memenuhi kebutuhankeluarga kelak. Sikap semacam inilah yang dapat menciptakan suasana keluarga penuh dengan rasa riang dan bahagia.
Dalam memilih calon istri kita diperintahkan agar mencari wanita yang ridha menerima mahar sedikit, walaupunlaki- laki dianjurkan untuk memberikan mahar yang banyak kepada calon istrinya seperti yang disebutkandalam Q.S. An- Nisaa' ayat 4 : "Berikanlah maskawinkepada wanita (yang kamu nikahi)dengan maskawin yang menyenangkan ..."
Untuk mengetahui apakahcalon istri materialis atau tidak, dapat dilakukan cara- cara antara lain:
Menanyakankepada teman- teman dekatnyaatau tetangga dekatnyatentang sikap- sikapnya dalam bidang materi.Misalnya, kita teliti apakah dia senang berteman dengan orang- orang kaya saja atau juga dengan orang- orangmiskin. Kita amati sikapnya apakah mau meminjamkan sesuatu kepada orang yang miskin atau hanya mau meminjamkan sesuatu kepada yang kaya. Kita amati juga apakah dalam menilaikeadaan seseorang ia hanya melihatsisi materinya atau ia lebih memperhatikan sisi akhlaq dan kepandaiannya.
Mengamati pola kehidupan keluarganya apakah mereka hanya bergaul dengan orang- orangkaya atau dengan semua kalangan.
Mengujinyadengan memberikan hadiah yang murah apakah apakah ia memberi



komentar menyepelekan atau tidak.
Dengan cara- cara ini diharapkan laki- laki yang akan mempersunting seorang perempuan dapat mengetahui dengan jelas apakah sifatnya materialis atau qana'ah (menerima apa adanya) dan menjauhi kemewahan.
Laki- laki yang bertujuan mewujudkan keluarga islami dalam rumah tangganya, hendaklah benar- benarmemilih calon istri yang tidak materialis. Hal ini dimaksudkan agar keluarganya dapat hidup berbahagia, sejahtera, penih
ketentraman,  kasihsayang sesuai denganperaturan Islam.***
10. Senang Menyambung IkatanKerabat
Dalam Hadits berikutdisebutkan: Dari Maimunahra, sesungguhnya ia telah memerdekakan salah seorang budak perempuannya tanpa lebih dahulu minta izin kepada Nabi SAW. Ketikatiba saat Nabi bergilir kepadanya,  ia berkata: "Wahai Rasulullah, apakah Tuan tahu bahwa saya telah memerdekakan budak perempuanku?" Sabdanya: "Apakah engkau telah melakukannya?" Jawabnya: "Ya" Sabdanya: "Alangkah baiknyakalau budak perempuanitu engkau hadiahkankepada paman- paman dari pihak ibumu karena pahalanyaakan lebih besar bagi dirimu." (H.R. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dan Nasa'i)
Penjelasan:
Perempuan yang baik untuk dijadikanistri adalah perempuanyang suka menjalin ikatan silahturahmi  dengan keluargadan kerabat.
Hadits di atas menceritakan bahwa ketika Maimunahmemberitahu Rasulullah SAW, bahwa dirinyatelah memerdekakan budak miliknya, beliau bersabda: "Alangkah baiknya kalau budak perempuan itu engkau hadiahkan kepada paman-paman dari pihak ibumu." Ini berarti bahwaRasulullah SAW lebih menekankan perlunya mempererat ikatan kekerabatan daripada sekedar membebaskan budak.
Peranan seorang istri sangat besar dalam mempererat hubungan suaminya dengan keluarga dan kerabatnya. Bila seorang istri suka menjaga dan memelihara hubungan dengan kerabat-kerabatnya, baik dari pihaknya sendirimaupun dari puhak
suaminya, jaringan hubungankekeluargaan akan menjadiluas, sehingga memudahkan mereka untuk saling menerimadan memberi bantuan.
Kebanyakanorang, terutama para istri, tidak suka bila dia harus membantu atau menanggung beban hidup orang lain. Mereka lebih mengutamakan kesejahteraan



keluarganyadaripada membantu kerabat atau keluargabesarnya. Umumnya, perempuan lebih mengutamakan diri dan anak- anaknya dan cenderung kurang peduli dengan keluarga besarnya.Mereka khawatir kalau terlalu banyak membantu keluarga besar, kepentingannya tidak terpenuhi. Hal inilah yang sering merintangi para istri untukbersikap lebih dermawankepada keluarga besarnya, apalagi kepada keluarga besar suaminya.
Kita tak boleh merasa tidak memerlukan ulurantangan keluarga atau kerabat kita, karena sikap semacam ini hanya merugikandiri sendiri. Walaupunkeluarga kita berkecukupan, kita harus ingat bahwa kekayaantidak bisa dinikmatiselamanya. Peristiwa- peristiwamendadak yangbisa menghancurkan kekayaan dan kesejahteraan, tidak dapat kita duga datangnya. Hal semacam ini kemungkinan besar tidak dapat
kita atasi sendirisehingga memerlukan bantuanorang lain. Oleh karena itu siapakah yang kita harapkandapat memberikan bantuan jika bukan dari keluarga besar kita sendiri.
Sebuah keluarga kaya misalnya, merekamerasa tidak memerlukan bantian lagi dari keluarga besarnya,lalu bersikap acuh dan merendahkan. Suatu ketika keluargaini mengalami malapetaka, misalnya rumahnya terbakarhabis sehingga tidak tersisa harta sedikitpun. Pada saat semacam ini, siapakah yang diharapkan untuk segera memberikan bantuan kepada dirinya jika hubungannya dengan keluarga besarnya tidak baik? Dia akan menderitadan putus asa karena tidak ada orang yang bisa diharapkan pertolongannya. Ia tidak bisa berharap kepada keluarga besarnya karena selama ini tidak mau peduli kepada mereka.
Untuk mengetahui seberapajauh minat dan hasrat calon ustri terhadapupaya pemeliharaan ikatan silahturahmi dengan keluarga, kita dapat menempuhcara- cara antaralain:
Menanyakan kepada kerabat dekatnya apakah yang bersangkutan kenal, akrab dan sering berkunjung atau tidak.
Menanyakankepada teman- teman perempuannya atau tetangga sekitarnya apakah dia berhubungan baik dengan mereka atau tidak.
Karena pentingnya keluargabesar dan kerabat bagi setiap keluarga, kita wajib memperhatikan  calon istri kita seberapajauh ia mempedulikan kerabat dan keluargabesarnya. Bila yang bersangkutan adalah orang yang selalu memelihara dan menyuburkan ikatan silahturahmi dengan keluarga dan kerabatnya, perempuan
semacam ini baik dijadikan istri dan akan membawa berkah dalam membangunrumah tangga kelak. Sebaliknya, jika dia tidak peduli denganikatan kekeluargaan, kemungkinan besar perempuan semacam ini tidak akan memberikanberkah dalam keluarga suaminya. Oleh karena itu, carilah istri yang suka memelihara ikatan silaturahmi






ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين
 
back to top